By Yesika
Fierananda Rezky
Pada waktu itu, ujian yang paling
ribet dan paling menyebalkan adalah ujian memasak. Mengapa menyebalkan dan
ribet? Ribet karena dalam ujian itu diperlukan banyak alat masak dan juga
bahan-bahan untuk memasak. Menyebalkan karena dalam kelompokku anak
laki-lakinya adalah anak yang paling jahil di kelasku. Sangat tidak
menyenangkan waktu itu. Padahal aku berharap
tidak akan ada ujian memasak di
tahunku.
Tapi harapanku meleset dan malah
menjadi kenyataan. Oh iya, dan aku mengatakan ribet selain di atas karena aku
pernah melihat kakakku dulu ujian memasak. Dan kenyataannya memang sangatlah
ribet. Banyak yang harus dibawa waktu itu. Dan aku kebagian yang bawaannya
berat karena rumahku agak dekat dengan sekolah. Yah, bawaan berat itu
diantaranya ada kompor gas dan yang pasti adalah gas.
Tapi saking banyaknya barang dan
alat yang harus dibawa, hingga pada keesokan harinya lumayan banyak juga bumbu
dan alat memasak yang ketinggalan. Dan akhirnya akula yang harus pulang ke
rumah membawa bumbu dan juga alat memasak yang ketinggalan lagi. Tapi saat aku
sampai di sekolah, ternyata baru ingat kalau ada yang ketinggalan lagi.
Terpaksa aku harus kembali pulang ke rumah. Aku melakukannya hingga 3 kali atau
bahkan lebih.
Untunglah saat semua murid kelas 6
disuruh masuk, sudah tidak ada barang yang ketinggalan lagi. Dan saat ujian
dimulai, ternyata temanku lupa tidak merebus ayamnya dahulu di rumah. Padahal
kelompok lain, ayamnya sudah direbus. Dan akhirnya kelompokku harus merebus
ayamnya dahulu. Tapi saat memasak sepertinya kelompokku adalah yang paling
kacau dan ribet.
Pada saat sedang memasak sayur
kacang panjang, lagi-lagi kelompokku lupa gak bawa bumbu masak. Terpaksa kami
harus meminta ke kelompok lain. Dan untungnya sih, diperbolehkan. Yang
paling menyebalkan adalah saat kerupuk dan tempenya sudah digoreng, anak
laki-lakinya malah pada makan kerupuk sama tempe. Sangat menyebalkan. Sampai
aku dan temanku memarahi mereka dengan kesal.
Saat kelompok lain sudah membuat
sayur sopnya, kelompokku malah baru muli dan sedang dalam kebingungan. Tapi
semuanya tidak berjalan dengan lancar sesuai harapan. Saat semua sayur sudah
dimasukkan, guruku bilang sopnya tidak ada rasanya. Dan, “Ya ampun!”. Ternyata
aku dan temanku lupa tidak memberi bumbu di dalam sop tadi. Dan kami pun
langsung bergegas memberi bumbu untuk sop yang hambar tadi.
Saat semuanya sudah selesai, aku
takut semua guru akan tidak puas dan tidak menyukai hasil masakan yang telah
kami buat dengan bersusah payah dan penuh perjuangan.
Saat para guru mencicipi hasil
masakannya, aku merasa deg degan. Tapi aku kira hasilnya akan diumumkan. Walau
hanya sekadar komentar. Tapi ternyata tidak. Dan aku pulang dengan perasaan
capek, mengantuk, dan juga sebal. Aku akan mengenang semuanya, selamanya.
Sama-sama, okey :D
ReplyDelete