Monday, July 13, 2015

Ujian Memasak di Sekolah




  By Yesika Fierananda Rezky
VII B
     Pada waktu itu, ujian yang paling ribet dan paling menyebalkan adalah ujian memasak. Mengapa menyebalkan dan ribet? Ribet karena dalam ujian itu diperlukan banyak alat masak dan juga bahan-bahan untuk memasak. Menyebalkan karena dalam kelompokku anak laki-lakinya adalah anak yang paling jahil di kelasku. Sangat tidak menyenangkan waktu itu. Padahal aku berharap
tidak akan ada ujian memasak di tahunku.
    Tapi harapanku meleset dan malah menjadi kenyataan. Oh iya, dan aku mengatakan ribet selain di atas karena aku pernah melihat kakakku dulu ujian memasak. Dan kenyataannya memang sangatlah ribet. Banyak yang harus dibawa waktu itu. Dan aku kebagian yang bawaannya berat karena rumahku agak dekat dengan sekolah. Yah, bawaan berat itu diantaranya ada kompor gas dan yang pasti adalah gas.
    Tapi saking banyaknya barang dan alat yang harus dibawa, hingga pada keesokan harinya lumayan banyak juga bumbu dan alat memasak yang ketinggalan. Dan akhirnya akula yang harus pulang ke rumah membawa bumbu dan juga alat memasak yang ketinggalan lagi. Tapi saat aku sampai di sekolah, ternyata baru ingat kalau ada yang ketinggalan lagi. Terpaksa aku harus kembali pulang ke rumah. Aku melakukannya hingga 3 kali atau bahkan lebih.
    Untunglah saat semua murid kelas 6 disuruh masuk, sudah tidak ada barang yang ketinggalan lagi. Dan saat ujian dimulai, ternyata temanku lupa tidak merebus ayamnya dahulu di rumah. Padahal kelompok lain, ayamnya sudah direbus. Dan akhirnya kelompokku harus merebus ayamnya dahulu. Tapi saat memasak sepertinya kelompokku adalah yang paling kacau dan ribet.
    Pada saat sedang memasak sayur kacang panjang, lagi-lagi kelompokku lupa gak bawa bumbu masak. Terpaksa kami harus meminta ke kelompok lain. Dan untungnya sih, diperbolehkan.  Yang paling menyebalkan adalah saat kerupuk dan tempenya sudah digoreng, anak laki-lakinya malah pada makan kerupuk sama tempe. Sangat menyebalkan. Sampai aku dan temanku memarahi mereka dengan kesal.
    Saat kelompok lain sudah membuat sayur sopnya, kelompokku malah baru muli dan sedang dalam kebingungan. Tapi semuanya tidak berjalan dengan lancar sesuai harapan. Saat semua sayur sudah dimasukkan, guruku bilang sopnya tidak ada rasanya. Dan, “Ya ampun!”. Ternyata aku dan temanku lupa tidak memberi bumbu di dalam sop tadi. Dan kami pun langsung bergegas memberi bumbu untuk sop yang hambar tadi.
    Saat semuanya sudah selesai, aku takut semua guru akan tidak puas dan tidak menyukai hasil masakan yang telah kami buat dengan bersusah payah dan penuh perjuangan.
Saat para guru mencicipi hasil masakannya, aku merasa deg degan. Tapi aku kira hasilnya akan diumumkan. Walau hanya sekadar komentar. Tapi ternyata tidak. Dan aku pulang dengan perasaan capek, mengantuk, dan juga sebal. Aku akan mengenang semuanya, selamanya.

1 comment: