By Fardilah Ardiani
VII D
Pada
saat kelas 6 SD ada salah satu temanku yang anaknya itu selalu bikin
kelas rame dan penuh warna. Dia itu anaknya caper alias cari perhatian termasuk
ke guru, setiap pelajaran ia pasti ngikutin kata temen – temenya apa
lagi gurunya, tapi guruku gak pernah marah tapi mereka
“tak sida ora ?”,
tanya aziz
“Ngapa ?” rojak /
botak
“Koe sing ngajak
ya kelalen.” Riki
“Oh ya nukerna barang
barange bocah bocah ya.” Rojak
Mereka pun bereaksi
semua barang kami yang ada di tas ditukar dengan teman
sekelas kami kecuali barang mereka sendiri.
Saat bel masuk tiba ketiga anak itu izin kebelakang , kami yang ingin
menyiapkan perlengkapan untuk belajar kami semua bingung karena yang ada
ditas kami bukan barang milik kami. Kami berteriak botak ………….. gujis…………
kiki………. , tampa kami sadari kami mengagetkan guru kami.
“Ada apa ini ?” Tanya
guruku
“Ini barang kami gak
ada ditas, yang ada ini bukan punya kami. “ Jawab Siswa
Kami
pun saling menukar barang dengan barang milik kami masing – masing . ketika
mereka datang ke kelas mereka langsung dihukum guru kami. Tapi hukumanya bukan
seperti hukuman kaya biasa mereka disuruh gerjain soal latihan US oleh guru
kami, karena sebentar lagi akan mendekati UN/ US . kami yang tidak dihukum
semuanya protes, akhirnya kami mengerjakan soal itu .
Setelah
UN / US selesai kami ditugas untuk membuat drama cowo dengan cowo , cewe
dengan cewe. Bisa bayangkan aja anak cowo pakai pakaian kebaya , rok
batik, memakai asesores wanita, dan memakai sepatu hak tinggi. Uh pasti
cuco dah.
“Hih
deneng bagian ku kaya kie?.” Tanya botak
“Salahmu
koe cuco, dadi koe pantes.” Jawab Arul
“Idih
ko kaya iku ?” jawab botak
“Koe
pantes tak , koekan puih , tak koe iku ngango bando ben nambah cuco!” Jawab aku
“Idih
koe lo lot.” Jawab botak
masing
- masing kelompok pun bersiap siap
“Hay,
wis pada apal tekske pa rung ba ? tanyaku “
“
uwis, ko ger seumpamane kelalen teks kae ko gawe kalimat dewek wae
ya ?” jawab nia
“Oke
bos?” Jawab anggota kelompoku
Drama kami pun
berjalan sukses abis dah dan mengundang seribu tawa yang menonton kami
Pada saat perpisahan kelas 6 kelasku bukanya kalem ayem menunggu hasil luls
atau tidak malah masih pada bikin ulah. Kebiasaan anak cowok main games di
perpus pake computer sekolah , ada yang tidur di uks, ada lagi yang bersepeda
mengelilingi sekolah., aku dan teman yang bagian main rebana talah asik
sendiri tampa mikirin tamu undangannya. Tak selesai sampai situ ulah kami
kami menyusun kotak snack kami menjadi paramid. Acara perpisahan
kami diisi dengan kejailan kami dan kesedihan kami.
Saya minta maaf
yang sebesar – besarnya apabila ada kesalahan kata – kata.
No comments:
Post a Comment